Empat status
aktivitas gunung berapi di Indonesia :
1.
Aktif
Normal (Level 1), tidak ada pergerakan magma.
2.
Waspada (Level 2), magma di perut bumi mulai
bergerak menanjak naik sehingga menghasilkan lonjakan jumlah gempa vulkanik
dalam dan dangkal. Emisi gas vulkanik mulai meningkat namun belum diiringi
dengan deformasi tubuh gunung. Dalam status ini masyarakat musti sudah
meningkatkan kewaspadaannya dan bersiap-siap menata barang-barang yang
dibutuhkan dalam rangka evakuasi kelak.
3.
Siaga (Level 3). Magma telah bergerak dalam perut bumi sehingga mulai memasuki tubuh vulkanik. Akibatnya gelombang gempa vulkanik dalam dan dangkal serta emisi gas vulkanik terus terjadi, diiringi dengan mulai terdeformasinya tubuh gunung. Terjadi erupsi namun intensitasnya rendah sehingga belum mengancam pemukiman manusia.
4. Awas (Level 4), yang
secara umum terjadi saat intensitas erupsi
kian meningkat sehingga mulai mengancam pemukiman manusia. Dalam status ini
radius kawasan terlarang kian diperluas.
Gambar
sederhana tahap erupsi freatik yang tak disusul magmatik. Keterangan: 1=tubuh
gunung berapi, 2=air bawah tanah di sekitar puncak,3=kubah lava,4=uap air yang
terbentuk akibat pemanasan air bawah tanah,5: aliran gas-gas vulkanik bersuhu
tinggi. A = sebelum erupsi terjadi, gas vulkanik bersuhu tinggi mulai
memanaskan air bawah tanah di dasar kubah lava hingga membentuk uap superpanas
bertekanan tinggi. B = saat tekanannya sudah tak sanggup ditahan batuan kubah
lava , uap air pun menyembur keluar bersama gas-gas vulkanik panas serta debu
dan bongkahan bebatuan yang berhasil digerus dari dinding saluran magma. C =
begitu gas dan uap air keluar dari saluran magma, erupsi pun berhenti karena
tenaga penggeraknya sudah hilang. Sumber: Sudibyo, 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar